| 0 comments ]

Lembaga PBB untuk urusan anak-anak (Unicef) Indonesia meminta masyarakat Bali agar tenang menghadapi semakin banyaknya warga negara asing yang berlibur di Pulau Dewata itu diduga terkena flu A (H1N1).
"Masyarakat harap tenang karena ini merupakan flu ringan, meskipun kalau tidak tertangani akan menyebabkan kematian," kata Bagian Hubungan Media Unicef Indonesia untuk kesiapsiagaan dan Respon Pandemi Influenza, Arie Rukmantara di Denpasar, Minggu.
Dalam beberapa waktu terakhir, di Bali semakin banyak warga asing yang diduga terjangkit flu A
(H1N1) yang sebelumnya dikenal dengan sebutan flu babi. Bahkan dari beberapa warga asing itu, sudah ada empat orang yang positif terkena virus tersebut.
Menurut Arie, sesuai kampanye yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia saat ini, masyarakat,
khususnya di Bali harus melakukan tindakan "TEPAT" yang merupakan akronim dari kata "tenang", "pahami" dan "tanggap". "Tenang itu artinya bahwa penyakit ini tidak tergolong parah. Cuma kenapa dianggap besar? Karena penularannya yang sangat cepat dari manusia ke manusia. Dulu flu ini dianggap dari babi sehingga disebut flu babi. Tapi ternyata bukan dari babi, tapi dari manusia. Jadi sebenarnya ini bukan flu babi," katanya.
Menurut dia, masyarakat juga harus memahami mengenai pengertian dan perkembangan dari flu ini. Masyarakat diminta mengikuti terus perkembangannya, baik lewat media maupun lainnya, kemudian bertindak tanggap. "Semua itu bisa kita lakukan dengan membiasakan diri hidup bersih.
Selalu cuci tangan dengan air bersih menggunakan sabun. Selalu membawa antiseptik cair kalau
kemana-mana. Kalau sakit flu, lebih baik kita di rumah saja sehingga tidak menular ke orang lain," ujarnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, etiket bersin dengan menggunakan sapu tangan, tisu atau dengan lengan dalam. Saat ini, menutup mulut dan hidung dengan tangan saat bersin, dinilai tidak efektif. "Kalau menggunakan tangan, nanti kalau bersalaman dengan orang, akan menular lagi.
Jadi menggunakan lengan dalam, yakni dari siku ke atas. Selain itu kalau sakit gunakan masker.
Demikian juga kalau ada di ruangan tertentu ada yang flu, yang sehat juga gunakan masker,"
ujarnya.
Setelah itu, katanya, tisu yang digunakan untuk bersin harus dibuang di tempat sampah agar tidak disentuh oleh orang lain. Sementara masker dan sapu tangan juga harus dicuci bersih. "Etiket bersin ini kecil, tapi manfaatnya besar. Coba kalau di pesawat bersin tidak ditutup, maka lima kursi di depannya dan lima kursi di belakangnya akan terkena buliran air bersin itu yang kemudian menyebabkan penularan," katanya.
Mengenai kesiapan pemerintah dan masyarakat di Bali, Arie mengemukakan, pada tahun 2008
sudah diadakan simulasi mengenai pandemi influenza di Kabupaten Jembrana yang diikuti 5.000 orang dan dilanjutkan pada tahun 2009 juga diadakan simulasi pandemi influenza di Sanur dengan melibatkan provinsi lainnya. "Jadi saya kira kesiapan di Bali sudah bagus. Hanya saja yang perlu kita waspadai sekarang adalah, munculnya gelombang kedua dari penyakit ini. Dikhawatirkan justru lebih berat, tapi bisa jadi juga lebih ringan," kata mantan wartawan ini.

Sumber : www.tvone.co.id (Minggu, 05 July 2009 12:06 WIB)

0 comments

Post a Comment

COMMENT PLEASE